Kau sengaja membuatku terluka,
agar aku teringat tentang semua hal yang tak pernah kau
dapatkan dan setelahnya aku akan bersedih lalu kembali pulang sambil menangis.
Aku yakin kau baru menulisnya.
Mungkin, setelah tengah malam perbincangan kita. Aku menceritakan
kekesalanku tentangnya dan kau tersenyum sambil mengisahkan kerinduanmu kepada
sosok seperti yang kusesalkan.
Apa bedanya ini? Kita sama-sama berbicara sosok perkasa yang
seharusnya menjadi tulang punggung keluarga.
Kau bilang dia meninggalkanmu ketika kau belum mengerti
apa-apa. Sehingga sedikit kenangan yang bisa kau ingat. Dan, bagaimana
denganku? Dia malah menyuruhku untuk meninggalkan semuanya saat aku sudah bisa
berjalan, saat aku sudah bisa berfikir dan mengerti apa itu kepahitan. Sehingga
aku bisa merasakan bagaimana sebuah kenangan buruk menjamah pikiranku.
Kau bukanlah seorang sahabat dalam kisah Perahu Kertas yang
mendefinisikan bahwa ayam itu punggung, namun kau adalah seorang anak yang
menginginkan kasih sayang lebih.
Jika kau iri padaku karena aku memiliki hal yang tak kau
miliki, maka jangan pernah lagi memikirkan hal itu. Jangan pernah berfikir
kelebihan itu menyenangkan, lalu aku tak akan berfikir kekurangan itu
menyedihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar